Kamis, 16 Juni 2011

3 X 8 = 23 'cekidot!!

TOLONG DI SIMAK YA GAN, DARI CERITA INI KITA BISA MENGAMBIL SEBUAH PELAJARAN!!
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik.
Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang.Dia mendekat dan mendapati Penjual dan Pembeli kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?"Yan Hui mendekati Pembeli kain dan berkata:"Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata:"Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta keConfusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu". Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.
Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23.Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada Pembeli kain.Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusiustapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya.Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai,dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduhdi bawah pohon. Dan jangan membunuh." Yan Hui bilang baiklah laluberangkat pulang.
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir,kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung dibawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikiruntuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu.Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larutmalam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakanpedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia merabadan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisikanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat maumenghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, janganmembunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disampingistrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akanturun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindungdibawah pohon.Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu.Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si Pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yanglebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Muridbenar-benar malu."
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
Quote:
Cerita ini mengingatkan kita:Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalahkebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
Banyak hal ada kadar kepentingannya.Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Spoiler for contoh dalam kehidupan sehari-hari:
* Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalahjuga. (Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)* Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat penilaian bonus akhir tahun, kita akan mengerti)* Bersikeras melawan suami atau istri. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.(Suami atau istri tidak betah di rumah)* Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar